ULTRACHEM Floor Hardener adalah bahan berbentuk bubuk campuran yang ditaburkan ke atas beton segar, akan kering bersamaan dengan beton dan setelah itu membentuk lapisan tipis yang keras, padat, menyatu dengan beton dan memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap gesekan dan tumbukan dari lalu lintas kendaraan diatasnya. Digunakan sebagai lapisan pelindung pada struktur beton yang banyak dilalui kendaraan seperti gudang, ruang produksi, gedung parkir, ruang mekanik, garasi, showroom kendaraan, bengkel dan lain-lain.

  • Dosis

    Lalu lintas ringan, misalnya parkir mobil, garasi = 3 kg/m²

    Lalu lintas sedang, misalnya gudang, pabrik menengah non logam = 5 kg/m²

    Lalu lintas berat, misalnya loading dock, ruang produksi logam berat = 7 kg/m²

  • Kemasan

    25 kg/sak

  • Cara Pemasangan :
    • Syarat MATERIAL Lantai Dasar
      1. Lantai dasar yang akan dilapis dengan ULTRACHEM®FLOOR HARDENER sebaiknya adalah beton dengan syarat :
        • Kuat tekan 28 hari minimal 225 kg/cm².
        • Tebal minimal 7,5 cm dengan tulangan wiremesh minimal 1 lapis diganjal dengan beton decking dengan ketinggian 2 hingga 3 cm dari lantai kerja.
        • Slump beton harus sekecil mungkin, direkomendasikan tidak lebih dari 10 cm ketika beton siap dituang.
        • Hanya pada situasi sangat terpaksa dimana pengerjaan dengan slump rendah tidak memungkinkan (umumnya lahan terbuka tanpa atap dan cuaca sangat terik), slump diijinkan dinaikkan hingga 12 cm.
      2. Jika lantai dasar yang akan dilapisi ULTRACHEM®FLOOR HARDENER terpaksa bukan beton melainkan mortar/plesteran – tanpa agregat kasar lebih dari 4,8 mm diameternya (umumnya pada pekerjaan pelapisan ulang lantai yang telah dicor sebelumnya), mortar harus memenuhi syarat-syarat berikut :
        • Tebal minimum 5 cm.
        • Perbandingan berat semen dan pasir yang disarankan adalah 1 : 3. Jika diubah, harus sepengetahuan konsultan pengawas atau perencana.
        • Penggunaan air tidak lebih dari 45% dari berat semen. Jika mortar sudah diaduk dan masih terlalu kental, gunakan plasticiser berbentuk cairan, hingga didapatkan kekentalan yang diinginkan.
        • Penggunaan kawat ayam, wiremesh atau polypropylene fiber adalah wajib.
    • PERSIAPAN LANDASAN LANTAI
      1. Di bawah lantai yang akan dicor, harus ada lantai kerja (work floor) yang dibuat minimal dari plesteran dengan mutu rendah (semen : pasir = 1 : 6 atau sesuai anjuran konsultan pengawas).
      2. Jika langsung berhubungan dengan tanah, maka diharuskan melapisi tanah terlebih dahulu dengan plastik high density polypropylene 0,2 mm atau lebih tebal. Penumpangan (overlapping) antar lembar plastik harus paling tidak selebar 20 cm dari sisi.
      3. Tulangan yang digelar di atas plastik harus menumpang di atas ganjalan beton (beton decking) dan jangan melubangi lembaran plastik.
      4. Pemadatan tanah dilakukan sebaik mungkin mengikuti saran dan petunjuk konsultan perencana dan pengawas, hingga didapatkan nilai kepadatan optimum yang aman dari penurunan (settlement) di kemudian hari.
    • PERENCANAAN PENGHENTIAN PENGECORANPERSIAPAN LANDASAN LANTAI
      1. Sangat disarankan lantai tidak dicor sekaligus dalam satu kali pengecoran untuk memberikan kesempatan yang leluasa kepada para pekerja untuk menuang beton dan merapikannya tanpa menginjak area lain yang baru saja dirapikan (masih basah).
      2. Karena itu perencanaan lahan yang akan dicor harus dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, disesuaikan dengan rencana metode penuangan beton (dengan pompa, talang atau crane). Rencana dibahas antara Kontraktor dan pemasang ULTRACHEM®FLOOR HARDENER di atas kertas denah lapangan.
      3. Penghentian pengecoran harus secara bersamaan dikaitkan dengan rencana pemilihan tipe sambungan lantai.
      4. Sambungan pengecoran tanpa penanganan khusus, (tipe construction joint) dapat dilakukan tanpa menyelipkan bahan pengisi yang bersifat fleksibel (flexible filling board). Sambungan jenis ini boleh dilakukan dimanapun selama secara artistik tidak mengganggu pola garis yang direncanakan perencana arsitek, mengingat sambungan jenis ini akan menimbulkan retak di kemudian hari yang sangat terlihat jelas.
      5. Untuk lantai dengan bentang lebih dari 20 meter, sebaiknya direncanakan satu garis celah perlemahan untuk mengisolir keretakan pada lantai supaya terjadi pada garis tersebut. Garis perlemahan (contraction joint) ini dibuat dengan cara membuat pengurangan tebal lantai. Cara ini dapat ditempuh dengan mengganjal dasar lantai dengan besi siku atau alumunium siku ataupun kayu segitiga dimana sisi tajam dihadapkan ke atas tepat pada garis yang direncanakan. Untuk mempertegas garis ini, disarankan lantai dipotong di sebelah atas dengan pemotong beton (concrete cutter) dengan kedalaman 2 cm dari permukaan.
      6. Untuk lantai dengan bentang lebih dari 45 meter, sebaiknya direncanakan satu celah untuk memberikan keleluasaan kepada lantai untuk mengembang dan menyusut akibat kenaikan dan penurunan temperatur lantai. Celah didisain dengan ketebalan 5 hingga 20 mm tergantung interval celah dan perubahan temperatur yang mungkin terjadi. Celah dibuat memotong beton secara total dan celah ini harus diisi dengan bahan yang bersifat dapat ditekan tapi akan kembali ke ukuran semula setelah tekanan dihentikan (reversible dan compressible) misalnya dari semacam busa, karet, bitumen, dan lainnya. Kombinasi bahan dalam pengisian celah boleh dilakukan selama semua bahan dapat ditekan dan kembali ke ukuran semula, akan tetapi di bagian atas lantai, bahan pengisinya harus berbentuk cairan yang memiliki kelekatan yang sangat baik terhadap beton, dan umumnya digunakan bahan sealant. Beberapa alternatif bahan sealant yang dapat digunakan adalah polyurethane, polysulphide, rubber bitumen, silicone, acrylic, dan lain-lain.
    • METODE PETUNJUK KETINGGIAN LANTAI

      Lantai yang dicor diharapkan memiliki hasil kerataan dan ketinggian seperti yang direncanakan oleh pemilik atau pengguna bangunan untuk keperluan khusus mereka. Umumnya lantai diharapkan rata (tidak bergelombang) dan flat (benar-benar horizontal). Untuk mencapai hasil ini, petunjuk ketinggian lantai sangatlah menentukan hasil pekerjaan perataan lantai. Petunjuk ketinggian umumnya sama dengan sisi atas cetakan beton (formwork atau stop cor). Kalaupun tidak sama, umumnya akan dibuatkan rel horizontal yang elevasinya dapat disesuaikan.

      1. Petunjuk ketinggian umumnya sama dengan sisi atas cetakan beton (formwork atau stop cor). Kalaupun tidak sama, umumnya akan dibuatkan rel horizontal yang elevasinya dapat disesuaikan.
      2. Petunjuk ketinggian harus bebas dan tidak terikat dengan tulangan, berdiri di atas lantai kerja atau landasan tanah yang stabil (tidak bergerak meski ada beban dari beton yang dituang dan getaran oleh penggetar (concrete vibrator).
      3. Petunjuk ketinggian yang menjadi satu dengan cetakan beton (begisting) harus dipasak ke lantai kerja atau landasan tanah secukupnya hingga tidak bergerak sama sekali. Bentuk dan struktur cetakan ini mungkin saja bervariasi dari satu Kontraktor ke Kontraktor lain. Perbedaan ini dapat diterima selama mengikuti syarat-syarat: harus lurus, tidak melengkung, tidak melintir, halus, rata, mudah dibuka tanpa menimbulkan kerusakan pada sudut atas lantai, tidak menyerap air, sudut pada sisi atas benar-benar siku. Pilihan pada cetakan besi adalah yang terbaik selama diperhatikan kelurusannya. Plywood dengan lapisan film dapat digunakan selama masih memenuhi syarat. Balok (kaso) sebaiknya tidak digunakan mengingat sangat jarang ditemukan yang lurus. Penggunaan kayu lapis (multiplex) dapat diterima selama masih dalam kondisi baik dan kering. Selalu gunakan minyak khusus untuk mempermudah pelepasan cetakan.
      4. Petunjuk ketinggian yang terpisah dengan cetakan beton harus memiliki dudukan yang kuat, tidak mudah bergerak dan mudah dipindahkan, terutama jika digunakan sebagai petunjuk ketinggian yang bersebelahan dengan dinding yang sudah jadi, dimana petunjuk ketinggian ini sifatnya sangat sementara dan diangkat saat proses perataan lantai dikerjakan.
      5. Petunjuk ketinggian sementara yang dibuat dari mortar/plesteran (kepala plesteran) harus diperiksa ketinggiannya pada interval jarak pengecekan sedekat mungkin dan dibuang setelah beton diratakan untuk kemudian diganti dengan beton baru yang dilapisi ULTRACHEM®FLOOR HARDENER.
      6. Sebagai penggaris dan pemotong kelebihan beton, dapat digunakan berbagai alat mulai dari alat paling sederhana seperti alumunium profil ringan yang panjang hingga sistim penggaris yang dibentuk dari sambungan beberapa elemen yang diperkuat serta diberi penggetar terpisah.
      7. Penggaris harus diperiksa secara berkala untuk memastikan tidak ada lendutan terutama di bagian tengah.
      8. Penggaris bertumpu di atas petunjuk ketinggian yang telah dipersiapkan dan digeser dengan cara manual atau otomatis dengan bantuan mesin.
    • PERSIAPAN PENGECORAN

      Sangat disarankan pekerjaan pengecoran lantai dasar dilakukan setelah bangunan memiliki penutup atap dan dinding samping untuk menghindari sinar matahari langsung dan angin yang terlalu besar yang menyebabkan penguapan air dari beton basah secara berlebihan.

      1. Sangat disarankan pekerjaan pengecoran lantai dasar dilakukan setelah bangunan memiliki penutup atap dan dinding samping untuk menghindari sinar matahari langsung dan angin yang terlalu besar yang menyebabkan penguapan air dari beton basah secara berlebihan.
      2. Jika memang terpaksa dilakukan, pengecoran lantai di area terbuka tanpa atap hanya boleh dilaksanakan jika dapat diyakini bahwa hari tersebut tidak hujan dan harus disiapkan tenda sementara dengan luas yang paling tidak lebih besar 20% dari luas area yang dicor.
      3. Umumnya pekerjaan penghalusan terakhir baru selesai sekitar 5 hingga 7 jam sejak beton dituang. Karena itu pekerjaan sangat disarankan dimulai pagi hari untuk memberikan keleluasaan waktu kepada para pekerja untuk menyelesaikan lantai sebaik-baiknya sebelum matahari terbenam. Jika sangat terpaksa, penggunaan lampu sorot di malam hari harus cukup untuk luas area yang dicor, ditentukan di lapangan sesuai persetujuan dari pihak Kontraktor dan pihak pemasang ULTRACHEM®FLOOR HARDENER.
      4. Penyediaan material beton cukup untuk area yang direncanakan dan sarana transportasi untuk memindahkan beton juga memadai. Jika ternyata gagal di tengah pengecoran, maka akan menghasilkan sambungan dingin (cold joint) yang mungkin menghasilkan retak pada garis sambungan.
      5. Penyediaan alat-alat pemadat (compacting vibrator) yang cukup. Umumnya diperlukan 1 unit pemadat setiap lebar lantai 2 hingga 3 m.
      6. Penyediaan alat penyalur beton yang siap beroperasi selama pengecoran. Bisa dalam bentuk sebuah gerobak sederhana, konstruksi berbentuk saluran yang miring, bucket dengan bukaan beserta crane pengangkat, hingga kepada pompa beton, selama beton dapat dipindahkan dengan cepat tanpa kehilangan sifat cairnya (workability). Sebagai patokan, 1 unit truk pengaduk dan pembawa beton (concrete ready-mixed truck mixer) berisi 7 m3 beton sebaiknya menghabiskan seluruh isinya dalam waktu tidak lebih dari 1 jam. Keterlambatan penyaluran dapat diselamatkan dengan penggunakan bahan penunda waktu ikat dan sekaligus pencair beton (retarding plasticiser) dengan dosis secukupnya seperti yang diinstruksikan oleh konsultan pengawas.
      7. Pembagian tugas yang jelas antara tenaga kerja yang :
        • Menyalurkan dan menuang beton
        • Membagi, mendistribusikan dan meratakan beton dengan cangkul atau alat penggaruk
        • Memotong kelebihan beton dan menggaris beton dengan penggaris
        • Meratakan lebih halus, menabur ULTRACHEM®FLOOR HARDENER dan menghaluskan permukaan
        • Menyediakan sarana penerangan seandainya pekerjaan penghalusan akhir akan selesai setelah matahari terbenam
        • Menyiapkan tenda untuk pengecoran di area terbuka dan menggelar tenda saat hujan turun
    • PENGECORAN BETON
      1. Beton disalurkan, dituang dan dipadatkan sesuai prosedur pengecoran yang diatur dalam Peraturan Beton yang telah diterima oleh masyarakat umumnya, dan khususnya disetujui oleh konsultan pengawas.
      2. Kelebihan beton dibuang dan diratakan dengan penggaris, seperti dijelaskan di atas, sesuai dengan kelebihan alat-alat masing-masing.
      3. Dalam proses perataan lantai, selain penggaris, dapat juga digunakan alat-alat bantu lain yang berfungsi sebagai penggaris dan sekaligus berfungsi pula untuk membuang kelebihan air yang mengambang di permukaan (bleeding) serta menghaluskan permukaan.
      4. Jika memungkinkan, penggunaan pompa penyedot air (vacuum system) untuk lantai sangat disarankan untuk mempercepat proses penaburan dan perataan.
      5. Karena kelebihan air ini merupakan salah satu penyebab terjadinya keretakan permukaan beton yang otomatis menyebabkan lapisan hardener ikut mengalami keretakan.
    • PENABURAN ULTRACHEM®FLOOR HARDENER
      1. Saat untuk penaburan ULTRACHEM®FLOOR HARDENER tidak dapat ditentukan secara tepat, karena sangat dipengaruhi oleh kecepatan pengeringan dari beton sendiri.
      2. Sebagai patokan, jika permukaan lantai sudah rata dan genangan air di permukaan sudah dibuang dengan alat bantu, maka secepatnya bubuk ULTRACHEM®FLOOR HARDENER ditabur ke atas permukaan beton secara merata.
      3. Penaburan dapat dilakukan dengan cara manual (tangan) atau dibantu dengan alat penabur mekanis yang dijalankan di atas lantai, selama proses penaburan tidak mengganggu elevasi kerataan lantai yang telah dikerjakan.
      4. Sangat disarankan pekerja yang menabur tidak langsung menginjak beton, melainkan menggunakan jembatan sementara yang dibangun di atas lantai. Jika sangat terpaksa, gunakan alas dari multiplex sebagai alas injakan pekerja.
      5. Untuk memastikan jumlah yang harus ditabur, sebaiknya sebelum pengecoran dimulai, kemasan ULTRACHEM®FLOOR HARDENER sudah dipindahkan dari gudang dan diatur peletakannya secara teratur menurut panjang area, misalnya ditumpuk 2 sak per m² panjang atau mengikuti perhitungan lain sesuai dosis yang digunakan, untuk memberikan patokan kepada para pekerja tanpa harus menghitung kembali jumlah material saat penaburan.
    • PENGHALUSAN
       penghalusan floor hardener

      Setelah semua material yang dibutuhkan telah ditabur, pengecekan kerataan lantai diperlukan sekali lagi mengingat mungkin saja penaburan tidak merata secara sempurna. Pengecekan ini dilakukan dengan penggaris seperti dijelaskan di atas.

      1. Setelah semua material yang dibutuhkan telah ditabur, pengecekan kerataan lantai diperlukan sekali lagi mengingat mungkin saja penaburan tidak merata secara sempurna. Pengecekan ini dilakukan dengan penggaris seperti dijelaskan di atas.
      2. Penghalusan dan pemadatan permukaan baru dapat dilakukan jika beton di bawah floor hardener sudah cukup kuat untuk menahan beban mesin penghalus (trowel machine) dan para pekerja yang akan menginjak lantai. Sekali lagi, saat yang tepat untuk memasukkan mesin dan pekerja tidak dapat ditentukan secara mutlak, tetapi sangat ditentukan oleh kecepatan beton mengering.
      3. Sebagai patokan, mesin dan pekerja boleh diletakkan di atas lantai jika seorang pekerja dengan berat wajar 50-70 kg berjalan di atas lantai hanya meninggalkan jejak sedalam 3 atau 4 mm saja.
      4. Mesin trowel dijalankan dengan hati-hati dan dioperasikan hingga diperoleh permukaan lantai yang padat dan halus.
      5. Penghalusan terakhir dan penghalusan area tertentu yang tidak dapat diraih dengan mesin dilakukan dengan trowel tangan oleh pekerja. Penghalusan oleh tangan tidak boleh mengubah ketinggian sama sekali dan hanya dilakukan untuk menghaluskan permukaan saja.
      6. Untuk floor hardener berwarna, sebaiknya jangan terlalu lama ditrowel untuk menghindari perubahan warna menjadi kehitam-hitaman.